Selasa, 10 Juli 2012

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

OKEY, kali ini saya mau membahas tentang buku yang saya baca minggu kemarin. Judulnya ‘Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin’ karya penulis favorit saya Om Tere Liye.

Mungkin beberapa dari kalian lebih mengenalnya ketika novel dan filmnya yang berjudul “Hafalan Shalat Delisa” telah dirilis beberapa waktu yang lalu. Beberapa karyanya membuat saya berasa masuk ke dunia fiksi seakan sayalah pelakonnya (hahaha, ngarep).

Tapi beneran lho, kebanyakkan para pecinta novel yang saya perhatikan doyan banget sama karya-karya Om Tere Liye. Yap, salah satunya novel yang satu ini nich.  
 

Overall, masih sama seperti buku-bukunya yang lain, di buku ini Om Tere juga menyajikan cerita bercita rasa ‘keluarga’. Yap, itulah istimewanya buku-buku Om Tere. Selalu mengangkat tema keluarga, di tengah-tengah novel-novel yang mengangkat tema cinta ababil alias abege labil yang –maaf- agak kurang bermutu dan ga ada pelajaran moralnya. 


Tapiiii.. Ada yang cukup beda di novel Om Tere yang satu ini. Selain keluarga, Om Tere juga mengangkat masalah cinta. Namun, tentu saja bukan cinta ababil, tapi cinta yang penuh dengan misteri. Hehe..

Buat para perempuan yang punya idola cowok-cowok yang lebih tua, pasti pas banget baca buku ini. Dan buat para cowok yang gengsian banget buat menyatakan rasa cinta kepada sosok wanita idamannya, hanya karena alasan yang ‘sebenernya ga penting deeh’, juga pas banget buat baca buku ini. Pokoknya jangan sampai menyesal di akhir, seperti yang dialami Kak Danar, tokoh di novel ini.

Untuk alur ceritanya, Om Tere pake sistem maju-mundur. Yang bercerita di sini adalah seorang perempuan berusia 22 tahun (kurang lebih yaa..) bernama Tania (di novel ini dia yang menjadi ‘AKU’). Trus tokoh lainnya juga ada Dede (adiknya Tania), Ibu, Kak Danar (di novel ini dia yang menjadi ‘DIA’), Kak Ratna, dan beberapa figuran. Agak bingung? Yap, yap.. Kalau gak bingung di awal, bukan novel Om Tere namanya… Hehehe..

Buat saya, seorang penggemar berat buku-bukunya Om Tere, buku ini so special.. Kenapa? Karena Om Tere jarang-jarang mengangkat tema cinta. Emang siih, biasanya Om Tere cerita tentang cinta, tapi dalam lingkup keluarga. Cinta dari ibu, ayah, kakak, adik, om atau tante. Tapi untuk novel ini, Om Tere cerita tentang cinta antara kaum Adam dan Hawa. Huhuy....

Novel ini juga ngajarin kita buat selalu ikhtiar. Soalnya, pemeran utama novel ini awalnya cuma pengamen miskiiin banget, tapi seiring jalan, dia dapet beasiswa ASEAN untuk sekolah di Singapura dan jadi pekerja di bursa efek Singapura. Keren deh.. Yang terakhir, akhir novel ini sangat gak biasa. Jadi buat yang suka novel jenis ini..ayo buruan  baca, pasti gak bakal kecewa.

Dibuku ini ada beberapa kalimat yang aku suka, diantaranya :
  • Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah kemana. 
  • Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya. Kau lebih dari dewasa untuk memahami kalimat itu. Tidak sekarang, esok, lusa, kau akan tahu artinya. Dan saat kau tahu apa artinya, semua ini akan berbeda.
  • Bahwa hidup itu harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup itu harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup itu harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.
  • Orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian disekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.
  • Benarlah kata orang-orang, prinsip hidup itu teramat lentur. Prinsip itu akan selalu berubah berdasarkan situasi yang ada di depan kita, disadari atau tidak
Buat para penggemar novel, novel ini bisa jadi alternatif lain, di antara novel-novel teenlit yang gitu deeh… 
Buat para penggemar novel-novel Om Tere, novel ini akan memberikan warna berbeda dari novel-novel Om Tere yang lain. 
This book is very recommended ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Doggie