Senin, 10 Desember 2012

Something About Kadang (Revisi)

Kadang saya benci bilang terkadang, tetapi lagi-lagi, terkadang galau hanyalah tuduhan yang muncul dari ketidakpahaman yang kekini-kinian

Terkadang seseorang harus melakukan kesalahan untuk lebih mengenali hidup, tetapi bukan berarti ia harus mencandui kesalahan itu

Berubah itu tidak harus selalu lari dan menjauh, kadang boleh juga bertahan sebagai teladan

Terkadang mood bisa berubah menjadi buruk ketika ditanya mau dibawa ke mana, jawabnya "terserah kamu aja."

Kadang yang tersisa dalam hidup manusia hanyalah hati yg terluka. Kezaliman dan ketidakadilan begitu mendera. Hati menjerit tak habis-habisnya.

Terkadang justru yang akan dijauhkan adalah yang paling dekat dengan kita.  Mungkin itu kenapa jarak diciptakan.

Terkadang kita bisa menekan masalah dalam ketidaksadaran kita. Tetapi semua akan kembali lagi, entah pada waktu yang tepat atau tidak. 

Terkadang gak ada menyerah yang benar-benar menyerah. Karena gak ada orang yang benar-benar ingin dikalahkan.

Kadang kamu gak perlu menempuh jarak terjauh hanya untuk membuktikan kamu mampu. Karna keberuntungan ada dimana saja.

Terkadang beberapa rencana hanya mempu menjadi wacana dan berakhir sebagai bencana.

Terkadang berlari bukan hanya untuk mengejar sesuatu, tapi juga untuk menghindar dari kesalahan.

Terkadang kita butuh sedikit mengalah kepada rindu yang tak kunjung sembuh. 

Dan terkadang ada beberapa kebahagiaan yang sebaiknya dinikmati pelan-pelan, seperti saat mimpi seolah menjadi kenyataan.

Kadang walaupun kita sudah melepaskan masa lalu kita tetap akan tiba pada titik kembali merindu. 



*kadang selanjutnya menyusul :D

Kamis, 06 Desember 2012

Diam


diamlah di saat yg tepat, agar benar diammu emas adanya
diam, bagi yang tak paham, sia-sia lah waktunya
bagi yang paham, bisa digantikan urusan lain, karena tak perlu sibuk lagi tuk memahami.
diam, bagi yang paham atau pun tidak, sama-sama ada ruginya, ada waktu yang tersiakan
diam, bagi yang tak tahu, solusi manjur bagi yang kalau bicara tampak bodohnya
diam, bagi yang paham karena enggan 'berputar-putar' di situ-situ saja

*nih puisi bg coy jugaa, tapi belom masuk dapur padek lagi, rasanya minggu ini masuk kok, rasanyaa :P

Hujan

hujan, rintik, deras, sama saja, air juga yang turun
di mata pun tak jauh beda, air juga nyatanya, hanya ini didalam labuhannya
Top of Form
hujan, dimana dikau kan reda?
hatinya, tak dapat lagi menampung
bekasnya jelas dan terbaca
Top of Form
hujan, bahkan telah berteduh tetap ada membekas
hati dan hujan menyatu, berjejak dan entah sampai kapan terus begitu, membekas
hujan tak kunjung reda, hati masih menampungnya,
bekas tak terhapus, -mungkin- selamanya
hati, tampaknya menampung hujan, penuh bekas
hujan, bgitu selalu, membekas

Puisi ini created by bg "coy" zikri yang dimuat di koran padang ekspres 25 november 2012
*pujanggaaaa :p

Doggie